Friday, February 16, 2007

Motivasi Untuk Menulis

Oleh: Drs. Wilson Nadeak

Dorongan itu diperoleh mungkin secara tiba-tiba, mungkin pula secara kebetulan karena terlibat dalam percakapan atau ketika membaca sebuah buku, atau mendengarkan sebuah kabar yang menarik. Ada sesuatu yang mendesak-desak dalam dadanya yang hendak dicetuskan, suatu kobaran yang tidak terbendung. Dan seorang penulis yang sudah"jadi" akan memanfaatkan kesempatan ini untuk melahirkan karyanya. Tidaklah mengherankan apabila ia dapat menuliskan karyanya dalam tempo yang relatif "singkat". Dadanya serasa sesak dan tangannya bergerak dengan lincah di atas mesin ketik. Segalanya terasa berjalan dengan mudah dan lancar, hanya karena adanya suatu motivasi yang kuat di dalam dirinya.

Jika motivasinya bersifat religius, maka "Injil" yang dianggap 'Kabar Baik' itu akan mendesaknya untuk memberitakan-Nya kepada orang lain yang belum pernah mendengar. Ia tidak akan pernah dapat tidur nyenyak sebelum ia mencurahkan kabar baik itu dari dalam hati dan pikirannya. Ia akan menuliskan pesan yang mengetuk hatinya, dalam bentuk artikel. Suatu rasa puas yang luar biasa akan dirasakannya setelah melihat tulisan atau artikel itu muncul dalam majalah. Di sini ada sesuatu yang mendorongnya, dorongan untuk menuliskan kabar Injil, sesuatu berita baik yang mendatangkan kebahagiaan kepada orang lain.

Tetapi ada juga orang yang terdorong menulis sebuah artikel karena uang. Pengharapan yang diletakkannya di depan ialah uang, setiap kali ia menyelesaikan bagian demi bagian dari tulisannya, ia mengharapkan tulisannya segera selesai, karena tidak lama lagi ia akan mendapatkan uang sebagai imbalannya. Maka pikirannya dipenuhi dengan uang. Pada umumnya, dorongan seperti ini tidak mendatangkan hasil yang memuaskan. Ia cenderung menulis dengan cepat hanya sekedar untuk memperoleh imbalan.

Berbeda dengan dorongan "Injil" yang dikatakan di atas, yang membuat orang meletakkan pengharapan di depan, kepuasan batin karena orang lain akan memperoleh berita keselamatan. Kita tahu bahwa uang memang penting, tetapi uang bukan tujuan utama. Uang adalah imbalan yang menyusul kemudian. Yang diutamakan ialah penyampaian ide dan sesuatu yang amat berharga bagi sesama.

No comments: