TEMPO - 4 Feb 2007
Margaret kecil memang akrab dengan dunia tulis-menulis. Pelajaran mengarang menjadi favoritnya. Ia pun mulai sering membuat cerpen yang biasanya dibagi ke teman-temannya. “Salah satu guru memuji tulisannya,” kata Lili Yap, 46, sang ibu.
Tak hanya cerpen, gadis yang mulai beranjak remaja itu juga mulai menulis novel. Jalan ceritanya masih tentang anak-anak seusianya. Bakat Margaret kian kinclong setelah diasah di sebuah sekolah penulisan, Jakarta School. Gadis ini sendiri yang minta disekolahkan di sana. Empat bulan digembleng, siswi SMA Pelita Harapan Cikarang ini tak hanya terbitkan Amore, tapi juga rampungkan Guruku Keren Sekali, novel keduanya. Keduanya dicetak nyaris bareng. “Sekarang sudah ada lagi naskah novel ketiga,” katanya. Margaret yang masih suka berebut mainan dengan kedua adiknya ini telah menjelma jadi penulis novel yang produktif.
Di Jakarta kian marak sekolah penulis. Selain Jakarta School, ada Pena Learning Center, Forum Lingkar Pena, Rumah Dunia, PPHUI, dll. Biayanya mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 3 jutaan untuk pertemuan mingguan (atau online via email) selama 3-6 bulanan. Selain materi menulis, juga diajar misal tentang Memompa Kreativitas, Atasi Kebuntuan, Temukan Gagasan, Nulis Cepat, Menjadi Editor, Jurnalisme, Sinematografi, dan yang lagi marak adalah Menulis Skenario Drama/Sinetron/Film, Shooting Dan Editing Video. Sekolah-sekolah ini boleh bangga karena mereka ikut andil dalam ramaikan khasanah penulisan di tanah air. Berapa siswanya? Ada yang puluhan, hingga mencapai 500 calon peserta! Anggotanya sudah%
No comments:
Post a Comment