Monday, November 24, 2008

Gimana Menulis Novel Dalam 100 Hari (7)

Meski tidak ada peraturan untuk mencari ide cerita, tetapi satu hal yang perlu Anda pikirkan: berpikir kecil dulu. Salah satu kesalahan yang terbesar bagi penulis novel pemula adalah berpikir besar, mencoba menuliskan hingga akhir cerita, dengan pemikiran bahwa berpikir besar adalah lebih baik. Hal itu tidak benar. Tentukan ide cerita Anda kecil dan fokus. Lihat pada jiwa kreatif Anda dan carilah sebuah cerita tetapi yang sangat berarti bagi Anda. Kita semua adalah bagian dari keluarga. Jika Anda menulis sebuah cerita yang berarti sangat dalam bagi Anda, hal itu kemungkinan besar akan sangat berarti dalam juga bagi kita semua.

Gimana Menulis Novel Dalam 100 Hari (6)

Analisa dan pelajari. Ambil novel tipe favorit Anda yang hendak Anda tulis dan baca kembali, seperti sebuah buku manual bagaimana cara untuk menjadi milyuner. Baca kembali, lalu pilah-pilahkan buku tersebut menjadi beberapa bagian. Ambil sebuah lembar kertas besar, buatlah kerangka buku yang hendak Anda tulis, tempelkan di dinding.

Gimana Menulis Novel Dalam 100 Hari (5)

Tak peduli buku macam apa yang hendak Anda tulis. Tidak ada peraturan selain cerita yang hendak Anda tulis haruslah benar-benar menarik. Hal itu bisa cerita yang gembira, menakutkan, lucu atau menyedihkan, yang terpenting tidak membosankan bagi pembaca.

Tuesday, November 11, 2008

Gimana Menulis Novel Dalam 100 Hari (4)

Novel macam apa yang menarik anda? Cerita apa yang membuat anda dapat menulis dengan lancar? Apakah misteri pembunuhan, fiksi ilmiah, detektif, roman atau fiksi lainnya.

Alice Munro adalah seorang penulis cerpen terbaik dalam bahasa Inggris. Bukunya terjual 300.000 eksemplar dalam setahun. Beliau merupakan salah satu pujaan atau contoh penulis yang baik dalam teknis dan gaya menulisnya. Dia juga terkenal dengan tulisan ceritanya yang kerangka yang rumit. Dia akan menulis kebalikan dari penulis pada umumnya, mulai dari cerita akhir, lalu maju ke sepuluh tahun kemudian, dan kembali ke masa sekarang. Alice Munro yang tinggal di Canada bagian selatan, mempunyai ciri khas dalam menulis yakni bercerita tentang orang-orang biasa, dengan rahasia, ingatan akan kekerasan, dan seksualitas mereka.

Kesimpulan, menulislah mulai dari lingkungan di sekitar anda, dari apa yang anda tahu dan peduli.

Gimana Menulis Novel Dalam 100 Hari (3)

Pada minggu pertama, putuskan cerita yang hendak anda tulis. Mungkin anda tidak dapat menuliskan secara detil, tetapi hari ini anda memulai proses tersebut. Anda tidak dapat mengulur-ulur atau menunda waktu, penundaan adalah musuh utama anda dalam hal ini. Matisse (seniman Perancis) menasehati muridnya, "Jika anda ingin menjadi seorang pelukis, potong lidah anda." (sadis banget bok!) Maksudnya, berhentilah berkata tentang keinginan anda menulis novel. Mulailah berencana sekarang juga.

Monday, November 10, 2008

Gimana Menulis Novel Dalam 100 Hari (2)

Buatlah jadwal tetap yang detil utnuk menulis. Disarankan menulis tiap hari (lihat hari pertama). Hal ini sangat penting karena dalam menulis novel bukan rahasia lagi, anda akan kecewa, bosan, marah, kehilangan gairah menulis; maka anda perlu menetapkan jadwal yang tetap untuk membuat anda tetap menulis.

Pertama mungkin anda akan kesulitan menentukan jadwal tetap untuk menulis, apalagi jika anda disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, tetapi tetaplah konsentrasi menjaga komitmen anda untuk menjalankan misi anda, se-teratur mungkin.

Apa yang dimaksud dengan waktu yang detil? Sebagai contoh, dua jam di pagi hari, dua jam di malam hari (hari Senin hingga hari Jum'at) dan empat jam di pagi hari, empat jam di malam hari pada akhir pekan (hari Sabtu misalnya). Hari Minggu anda bisa gunakan untuk berlibur bagi diri atau keluarga anda. Dan tidak sedikit penulis novel yang ingkar janji pada dirinya sendiri. Maka pilihlah waktu yang benar-benar dapat anda lakukan, tanpa ada alasan apa pun yang akan menghalanginya.

Gimana Menulis Novel Dalam 100 Hari (1)

Ini bukan seperti cerita dongeng dari negari 1001 malam. Mungkin hal itu kelamaan (sampai 1001 malam). Pembacanya sich udah pada kabur alias kagak menggubris, novelnya bagus apa engga. Kelamaan. Maka ada penulis profesional yang mengajarkan menulis novel dalam 100 hari atau bahkan kurang dari itu. Engga heran penulis top seperti Stephen King, bisa menelorkan (kalau saja dia bertelor) banyak buku bovel, mungkin saja dia memakai metode ini. Engga ada salahnya jika pengen tahu apa aza yang harus dialakukan dalam 100 hari.

Hari Pertama

Editorial majalah New Yorker yang seorang penulis juga, E.B. White berkata, "Anjuran seorang penulis dengan mudah dapat mengagalkan seorang penulis pemula... saya kagum dengan seseorang yang mempunyai keberanian untuk menulis apa saja."

Di hari pertama seperti ini (jika anda mempunyai tujuan menulis novel), berjanjilah pada diri anda bahwa anda akan melakukan misi anda. Hal ini sangat penting. Tanpa komitmen tersebut, anda akan menghemat uang anda untuk membeli kertas dan pensil. Hal itu tak akan pernah terjadi (tanpa komitmen). Ingat, menulislah sesering mungkin (bahkan tiap hari). Itulah penulis (profesional) yang mereka lakukan..... mereka menulis.

Gambarkan, Jangan Menulis

Entah anda pernah mendengar ungkapan ini dalam dunia kepenulisan? Gambarkan, jangan menulis. Maksudnya itu opo? (Gitu kali yach orang Jawa lagi nggumun - keheranan) Dalam menulis, disadari atau engga, kita pasti mempunyai kemalasan tertentu. Salah satunya adalah tentu waktu kita menulis. Kita pengennya menulis kalimat pendek-pendek (irit kata), cepat kelar (selesai). Tetapi kadang hal itu makin membingungkan pembaca.


Kita tahu kalau membaca itu berhubungan dengan imajinasi. Semakin pembaca dapat berimajinasi maka pembaca akan membaca buku tersebut dengan makin seru. Semakin bingung pembaca, maka tidak heran dia akan menutup buku tersebut alias kagak mau membaca lagi. Karena mungkin dirasakan buku tersebut membosankan atau membingungkan.


Maka waktu menulis 'diwajibkan' oleh para penulis profesional lebih baik untuk menggambarkan keadaan daripada menuliskan kalimat pendek dengan masud yang sama. Penggambaran tentunya tidak perlu harus bertele-tele, atau berputar-putar. Bukan saja pembaca makin bingung, anda atau penulisnya pun akan bingung.


Menulis atau menceritakan (telling) kadang bisa abstrak. Maksudnya penulis A, belum tentu pembaca mengerti maksud penulis tersebut. Bercerita biasanya menggunakan kalimat pasif. Dalam dunia tulis menulis disarankan lebih banyak menggunakan kalimat aktif daripada pasif. Tentu kalimat aktif akan lebih panjang daripada pasif. Tetapi pembaca akan lebih mengerti maksud penulis.


Menggambarkan, mempunyai sifat yang aktif dan konkrit. menciptakan gambaran mental yang akan membawa cerita anda, karakter anda menjadi hidup. Penggambaran adalah interaktif, mengajak pembaca berpartisipasi dalam pengalaman menurut imajinasinya.


Kalimat 'menulis' atau bercerita. Misalnya: "Engkau memang orang yang rendah." Dia berkata dengan marah.


Kalimat penggambaran dari kalimat di atas akan menjadi: "Engkau memang orang yang rendah." Dani membanting telpon dengan keras dan melemparkannya ke pojok kamar tidurnya. Masih belum puas Dani menjerit dengan geram, menendang kursi belajarnya hingga menabrak tembok. Dan meninggalkan bekas kerusakan yang cukup besar.


Kalimat penggambaran disini mungkin agak panjang, tetapi hal itu hanya ingin menggambarkan betapa marahnya Dani. Daripada ketika pembaca membaca ["Engkau memang orang yang rendah." Dia berkata dengan marah.]. Pembaca tidak tahu emosi marah Dani seberapa atau marah model apa.


Jadi peraturannya "Gambarkan, Jangan Menulis"


1. Gunakan detil. Dengan semakin detil diharapkan pembaca lebih mengerti. Apakah mobilnya bermerek Toyota atau Volkwagen? Warnanya merah darah atau merah apel? Apakah kursi belajar Dani model IKEA atau Futura, misalnya. Kadang merek akan lebih menggambarkan kepada pembaca.


2. Gunakan gambaran indera. Lima panca indera. Jika anda menggambarkan suatu pantai, jangan hanya menuliskan udara yang panas atau warna pasirnya. Tambahkan misalnya tercium bau udara pantai bak sabun Luks, panasnya pasir yang terasa di telapak kaki, suara burung laut. Semakin anda menggambarkan suasana dengan detil, semakin pembaca akan tenggelam dalam tulisan anda.

3. Gunakan perbandingan yang baik untuk gambaran anda, bukan suatu kalimat ungkapan yang bermakna ganda. Perbandingan yang baik jangan menggunakan contoh yang terlalu umum, tetapi berikan contoh yang unik dan akan mudah diingat oleh pembaca.

4. Gunakan kalimat yang berstruktur baik. Jangan menggunakan kalimat tanpa subyek misalnya. Hal itu akan membingungkan pembaca. Juga jangan membuat kalimat yang panjang sehingga, subyek dan obyek akan dituliskan duakali misalnya. Kalimat yang sedang akan lebih dieprhatikan oleh pembaca, daripada kalimat pendek akan cepat dilewatkan oleh pembaca; kalimat panjang (sekali) akan membosankan pembaca (sekaligus membingungkan)


5. Gunakan kalimat dengan detil untuk menunjukkan suatu tindakan. Jelaskan suatu tindakan, misalnya dia menyetir mobilnya seperti orang gila. Lebih baik tunjukkan secara detil tindakan yang ugal-ugalan dalam menyetir itu seperti apa atau tindakannya itu menimbulkan kekacauan dalam lalu lintas, misalnya. Dialok merupakan alat yang baik untuk menggambarkan suatu tindakan misalnya.

6. Tetapi juga jangan membuat dialok yang terlalu panjang hanya untuk membahas suatu topik saja. Tentu hal itu akan membosankan. Tetapi juga jangan terlalu pendek dialoknya. (aih koq cerewet juga yach). Dialok juga ada yang membosankan. Buatlah dialok yang menarik.


7. Kalau pun anda harus mendongeng, just do it. Menggambarkan dan mendongeng juga ide yang menarik. Karena anda tidak perlu harus menjelaskan semua cerita anda. Tetapi dongeng yang cepat juga menarik. Terutama misalnya, mendongeng tentang masa lalu, atau tentang sejarah. Karena semuanya ini tujuannya hanya untuk membuat tulisan anda menarik dan kuat.

Thursday, November 6, 2008

Warisan Crichton

Waktu pertama gw mengenal Crichton bukan dari buku novelnya tetapi dari filemnya. Yakni Jurassic Park. Setelah menonton filemnya. Wow! Luar biasa sekali imajinasinya. Yang sangat gw terkesan ketika pembibitan dinosaurus dari DNA yang diambil dari nyamuk 'membeku' bisa diwujudkan menjadi Dinosaurus. Tentu itu semua adalah imajinasi. Tetapi imajinasi Crichton sungguh luar biasa, seakan hal itu dimungkinkan untuk dilakukan.

Keinget juga waktu imajinasi dari Dan Brown, terlepas dari maksud pribadinya yang pengen menyuarakan tentang antiKris, menulis Da Vinci Code. Memang semua itu adalah sumbernya dari imajinasi yang dipelintir sedemikian rupa, sehingga sampai kadang kalau dipikir secara logika, ehmm.... masuk akal juga. Maka tidak heran banyak pembaca buku Da Vinci Code yang kesengsem bahkan terbingung terhanyut dengan cerita fiksi tersebut sehingga menyangka ada suatu kebenaran dari cerita fiksi tersebut.

Inilah seni dengan mewujudkan imajinasi seorang seniman untuk dinikmati. Tentu karena cerita tulisan Dan Brown berkenaan dengan kekristenan tentu saja itu merupakan penghujatan bagi umat Kristen. Tetapi bagi kacamata seorang seniman, itulah seni. Kadang memang seni akan kontradiksi dengan kenyataan bahkan dengan kebenaran. Tentu saja sebagai anak Tuhan, jika seni itu melawan Kebenaran, adalah suatu dosa.

Karena seni diciptakan Tuhan untuk memuliakan namaNya. Manusia yang mengola seni untuk bisa dinikmati oleh sesama, menjadi berkat bagi sesama untuk mendekatkan diri kepada Kebenaran. Bukan sebaliknya menjauhkan Kebenaran. Maka sebagai seniman akan mengatakan bahwa seni itu berlawanan dengan agama atau khususnya dalam hal ini kekristenan.

Sebenarnya tidak. Karena manusia berdosa maka manusia mengelola seni, melihat seni dari kacamata manusia yang berdosa. Seni yang melanggar Kebenaran bagi mereka bukan dosa. Kiranya warisan Crichton sebagai penulis tidak semakin menjauhkan manusia dari Tuhan. Karena talenta yang dimiliki seseorang adalah pemberian Allah. Maka kiranya dia dapat memakai talentanya tersebut untuk memuliakan Tuhan.

Friday, June 27, 2008

Mitos Kepenulisan Buku Anak

Dari tulisan yang di bawah, seakan kebayang bawah menulis cerita anak itu gampang, apalagi anak-anak kan gampang dialihkan perhatiannya atau dipengaruhi. Ternyata menulis cerita anak juga banyak tantangannya. mitos dibawah dari kumpulan input di internet.

Mitos: Buku cerita anak lebih mudah ditulis daripada novel dewasa.

Kenyataan: Kepenulisan yang baik biasanya sulit, tak peduli untuk usia berapa buku tersebut ditujukan. Terlebih lagi, anak-anak patut mendapatkan buku yang terbaik.


Mitos: Buku anak bergambar adalah buku cerita yang paling mudah ditulis.


Kenyataan: Buku anak bergambar malah mungkin yang tersulit, karena mereka membutuhkan tulisan yang ringkas tapi bermakna, sederhana dan gambar yang cocok.


Mitos: Penulis buku anak harus menulis untuk majalah terlebih dahulu.


Kenyataan: Menulis untuk majalah dapat mengajar anda banyak hal, tetapi hal itu sangat berbeda dengan kepenulisan buku. Meski pengalaman menulis di majalah akan menambah kredibilitas anda, tetapi tetap bukanlah sebuah jaminan, tulisan anda akan menjadi baik dan diterima oleh editor.


Mitos: Penulis buku anak harus menjalani sebagai guru sekolah untuk anak-anak kecil.


Kenyataan: Penulis buku anak yang baik bukanlah seorang pengkotbah. Melainkan seorang pendidik yang mengajar tentang kehidupan, yang fokus pada masalah anak.


Mitos: Karena anak saya, tetangga bahkan murid-murid saya suka akan cerita saya, maka buku cerita itu akan menjadi best seller.


Kenyataan: Mungkin anak, tetangga dan murid-murid anda sudah mengenal anda dan menyukai cerita anda. Tetapi seorang editor mungkin akan mempunyai penilaian yang lain.


Mitos: Menulis dengan ritme yang sama akan membuat cerita anak lebih menarik.


Kenyataan: Menulis cerita anak dengan ritme yang sama, biasanya sulit, seorang editor mungkin menilai kurang menarik. Sebaiknya jangan menulis cerita dengan ritme yang sama.


Mitos: Saya harus menemukan seorang penggambar untuk buku cerita saya.


Kenyataan: Editor biasanya akan mencari seorang penggambar profesional yang menurutnya akan menggambarkan cerita anda dengan baik. Kecuali anda mengenal seorang penggambar yang baik, anda dapat mengirimkan hasil karyanya kepada editor.


Mitos: Kesempatan saya akan lebih baik jika saya mengirimkan tulisan saya kepada penerbit kecil.

Kenyataan: Tidak benar juga. Jika buku anda sangat spesial, hal itu masih mungkin. Penerbit kecil akan menerbitkan buku lebih sedikit dan harus benar-benar diseleksi dengan baik buku yang hendak diterbitkan. Penerbit besar mungkin masih mau memgambil kesempatana itu.


Mitos: Ketika mengirim naskah, saya harus melindunginya dari pencurian ide.

Kenyataan: Pencurian ide dari penerbit sangat jarang. Ide sangat banyak ragamnya, editor akan lebih suka kepada penulis yang kreatif. Hukum hak cipta akan melindungi pekerjaan anda, baik anda sudah mendaftarkan atau belum.


Mitos: Lebih lama sebuah penerbit menjawab, menandakan mereka tertarik dengan naskah saya.


Kenyataan: Bisa jadi naskah anda hilang atau hanya menjadi tumpukan naskah yang tak terbaca. Beberapa penerbit mungkin baru melihat naskah anda setelah tergeletak 6 bulan atau lebih. Tanpa jawaban lebih dari setahun, anda tahu jawabannya. Naskah anda kurang menarik.


Mitos: Setelah naskah pertama saya terjual, penerbit yang sama akan membeli lagi dari saya.


Kenyataan: Mungkin, mungkin tidak. Buku bergambar biasanya tergantung pada editor secara indvidu. Kecuali jika buku tersebut sukses luar biasa.


Mitos: Ketika saya dapat menjual buku saya, maka saya dapat hidup dari tulisan saya.


Kenyataan: Tidak sedikit penulis yang ditunjang hidupnya dari hasil menulis. Banyak juga yang yang menulis sambil bekerja paruh waktu. Untuk mengatasi kebosanan. Penulis lainnya ada yang melakukan tampil di toko buku menanda tangani bukunya atau mengajar.


Mitos: Jika saya menulis dengan baik, saya yakin saya akan sukses.


Kenyataan: Kepenulisan yang baik harus diiringi dengan pemasaran yang baik dan agresif. Jika tidak, anda tidak akan pernah menemukan editor yang baik memasarkan buku anda atau pembaca yang peduli dengan buku anda.

Wednesday, June 25, 2008

Bacaan Anak

Minggu kemaren mengantar putri ke perpus umum. Karena sudah lama tidak meminjam buku di perpus umum, gw jadi lupa berapa buku yang boleh kita pinjam dalam sekali datang. Setelah bertanya, jawabannya cukup mengherankan gw. Kita boleh meminjam 25 buku dalam waktu tiga minggu. Wow! Bagi kutu buku, itu tawaran yang cukup menggiurkan. Jadi hampir setiap hari pasti ada buku bacaan yang menanti.

Gw merenung sebentar, bagaimana pemerintah Amrik Utara pada umumnya menyadari bahwa untuk mencerdaskan bangsa tidak bisa tidak harus menyediakan fasilitas yang sebaik-baiknya bagi rakyatnya. Sayang kalau keinget tanah air atau negara-negara berkembang laennya, dana yang harusnya bisa disalurkan untuk membangun fasilitas bagi rakyat, tapi malah masuk kantong sendiri. Menyedihkan.

Kayak perpus umum yang gw kunjungi, demikian lengkap dan megahnya, itu hasil keringat uang dari rakyat, yang dikelola pemerintah dikembalikan untuk rakyat. Maka rakyat pun menikmatinya. Tidak heran pula waktu mengunjungi toko buku banyak buku yang terbit, dan bermunculan pula penulis-penulis baru. Khususnya gw kalau melihat pada buku anak-anak. Luar biasa. Seperti kagak ada abis-abisnya.

Ini juga hasil dana yang dikelola pemerintah, untuk mendirikan rumah pendidikan alias sekolah untuk dapat memandaikan anak bangsa, dan bagi yang berbakat menulis tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan belajarnya untuk menjadi penulis handal. Dan banyaklah sekolah yang melahirkan penulis-penulis muda atau baru.

Buku cerita anak. Anak-anak kayaknya tidak dapat lepas dari dongeng. Tanpa diajar seorang anak akan suka mendengarkan dongeng. Maka penulis buku anak-anak sangat prospek sekali. Dan hal itu tidak pernah habis. Karena selama masih ada anak, maka cerita dongeng pun akan menjadi media yang berharga. Buku cerita anak bukan lagi santapan anak kecil. Buku seperti Harry Potter, Narnia, tidak sedikit orang dewasa yang ikut membaca seperti hal anak mereka.

Menulis cerita dongeng rasanya lebih mudah daripada menulis roman atau novel dewasa yang penuh dengan intrik, yang perlu cerita yang berbeda, supaya tidak membosankan. Cerita anak biasanya lebih sederhana. Seperti pemikiran anak yang masih polos. Tidak terlalu panjang, supaya tidak membosankan. Apalagi yang banyak gambarnya berwarna-warni. Pasti asik. Meski alur cerita yang seru akan lebih banyak menarik, terutama bagi anak yang beranjak bertambah usia, 8-12 tahun dan selanjutnya.

Wednesday, April 2, 2008

Bacaan Yang Diingini Oleh Pria & Wanita


Dari sebuah angket yang dilakukan oleh Indigo Books & Music Canada dari hasil sekitar 3000 orang di Canada ditemukan bahwa ce mencari buku dengan sampul buku (cover) yang bergambar romantis sedangkan co lebih berminat pada sampul buku yang bersifat petualangan.

Cowok lebih condong membaca buku petualangan dengan aksi seperti buku dari penulis J.R.R. Tolkien atau Dan Brown. Sedangkan para cewek secara garis besar suka pada buku dengan penulis wanita seperti Jane Austen atau Sophie Kinsella.

Buku yang dipilih oleh para wanita lebih sentimental, dimana para pria lebih suka pada buku yang bersifat fantasi, petualangan dan misteri.

5 besar Buku yang banyak dipilih oleh pria:
  1. The Lord of The Rings oleh J.R.R. Tolkien
  2. The Catcher in the Rye oleh J.D. Salinger
  3. Fight Club oleh Chuck Palahniuk
  4. How to win Friends and Influence People oleh Dale Carnagie
  5. Angels and Demons oleh Dan Brown

5 besar Buku yang banyak dipilih oleh wanita:
  1. Pride and Prejudice oleh Jane Austen
  2. He's Just Not that Into You oleh Greg Behrendt dan Liz Tuccillo
  3. Memoirs of Geisha oleh Arthur Golden
  4. Confessions of a Shopaholic oleh Sophie Kinsella
  5. The Red Tent oleh Anita Diamant

6 Buku yang banyak dipilih oleh pria dan wanita:
  1. Men Are From Mars, Women Are From Venus oleh John Gray
  2. The Da Vinci Code oleh Dan Brown
  3. Tuesdays With Morrie oleh Mitch Albom
  4. The Kite Runner oleh Khaled Hosseini
  5. To Killa Mockingbird oleh Harper Lee
  6. The Five People You Meet in Heaven oleh Mitch Albom

Tuesday, April 1, 2008

Dapatkah Saya Hidup Sebagai Seorang Novelis?

by Marilyn Henderson (Wrting World)

Jika Anda bertanya pada diri sendiri dengan pertanyaan ini, mungkin Anda adalah seorang penulis, atau sedang belajar menulis atau ingin menulis sebuah novel. Paling tidak, Anda sudah berani melangkah.

Menjadi seorang penulis novel atau novelis merupakan suatu karir yang terpandang di bagian karir yang diinginkan, tetapi seperti karir lainnya, hal itu merupakan suatu keputusan besar dalam hidup Anda, ada beberapa hal yang penting untuk dipikirkan sebelum Anda mengirimkan surat pengunduran diri Anda pada bos Anda yang sekarang.

Menulis novel adalah 5% bakat dan 95% kerja keras. Kenyataan bahwa Anda sedang menulis sebuah novel merupakan suatu tanda Anda mempunyai bakat yang dapat dikembangkan menjadi karir yang sukses. Tanda yang lebih jelas bahwa Anda menyelesaikan dan menjual novel Anda yang pertama. Tanda yang sangat kuat adalah Anda telah menulis dan menjual beberapa novel.

Penjualan novel perdana tentu menegangkan, tetapi jika Anda hanya ingin menjual novel pertama saja, Anda tidak akan mempunyai karir yang baik. Para penerbit menginginkan para penulis membuahkan buku mereka yang baru secara terus menerus. Penerbit akan menolong Anda membangun karir Anda, tetapi tergantung sebagaimana Anda dapat menuliskan buku baru anda.

Ada ribuan novel yang tidak selesai atau tidak terjual dalam komputer atau di meja tulis di berbagai dunia. Hal itu terjadi karena penulis pemula tidak menghiraukan langkah pertama yang sangat penting, yang 95% dapat Anda lakukan yakni kerja keras.

Langkah 1

Seperti karir lainnya, menjadi seorang novelis Anda harus mempunyai keahlian menulis yang baik. Mencari ide yang dapat dijual, menulis cerita yang pembaca tak akan melepaskan bukunya sampai akhir cerita, kemudian menyampaikan semua itu kepada pembaca yang puas, adalah keahlian yang memerlukan waktu dan latihan untuk menjadi penulis yang handal.

Banyak penulis pemula yang mendapatkan ide yang bagus lalu dengan tergesa-gesa duduk di depan komputer untuk memulai bab pertama. Hal itu dapat menjadi kesalahan yang besar. Ide yang bagus harus disertai dengan penjabaran yang dapat menarik perhatian seorang editor, yang ingin membaca terus ide tulisan Anda tersebut. Ide tulisan Anda yang bagus akan dapat tercapai jika dapat menciptakan reaksi emosi ketika editor membaca contoh tulisan ide Anda. Karena para editor tahu bahwa tulisan yang menggugah emosi akan menjadi best seller.

Hal penting lainnya, para penerbit selalu mencari sesuatu yang beda dan baru. Mereka akan menolah proposal tulisan Anda karena cerita tulisan Anda tidak banyak beda dengan ratusan tulisan yang telah mereka sebelumnya.

Langkah 2

Dalam meniti karir Anda, kreatifitas Anda juga harus berkembang. Penulis pemula sering terjebak dalam menyelesaikan novel pertama mereka, tetapi tidak pernah memikirkan pemasarannya, apakah novel Anda itu bakal laku apa enggak jika dijual di toko buku. Maka Anda perlu memikirkan tulisan Anda bakal ada yang mau baca enggak? Karena tolok ukur pemasaran juga dapat mengukur sebagaimana jauh calon emosi para pembaca Anda.

Ide dan cerita dalam novel Anda akan mempengaruhi pemasaran dan rencana penjualan penerbit. Jika penerbit merasa tulisan novel Anda tidak mempunyai potensi untuk dijua,l pada waktu dia pertama kali membaca, dia tidak akan merekomendasikan untuk diterbitkan. Penulisan Anda harus mempunyai selera pasar, dan hal itu tidak dapat ditambahkan pada kemudian hari.

Setiap novel, pada umumnya atau setiap jenis cerita, harus mempunyai ketegangan dramatis yang pembaca tidak ingin melepaskan buku bacaannya, yang dapat mengatur respon emosi. Hal itu harus direncanakan sebelum Anda mulai menulis. Ketegangan tidak dapat terjadi secara kebetulan, atau akan muncul dengan sendirinya. Sebagai penulis, Anda harus dapat menguasai bagaimana menciptakan dan membangun cerita yang seru.

Ketegangan harus dimulai dari halaman pertama dan dibangun secara teratur dari sana hingga mencapai puncaknya. Karena cerita yang tegang akan membuat pembaca tetap membaca. Merencanakan lebih awal akan menghindarkan Anda dari kegagalan pada akhir cerita Anda (bahasa sehari-harinya, "udah kagak seru lagi"). Dengan rencana yang lebih awal akan dapat membangun cerita Anda hingga halaman terakhir dengan cerita emosi yang terbesar.

Baik Anda menggunakan kerangka cerita atau tidak, merencanakan lebih awal sebelum menulis menolong Anda menentukan apakah Anda cukup cerita dan aksi untuk memenuhi seluruh novel. Kehabisan cerita ketika buku yang Anda tulis masih memerlukan 100 halaman lagi akan membuat kacau jadwal Anda. Dan Anda akan pusing memikirkan cerita yang akan melanjutkan cerita Anda. Banyak penulis yang macet ide ditengah jalan karena mereka tidak tahu kemana cerita itu akan berlanjut.

Langkah 3

Seperti karir yang lain, menulis juga meminta usaha dan perhatian Anda. Hal ini tidak berarti Anda harus bekerja delapan jam, lima hari seminggu. Tetapi Anda harus membuat jadwal yang teratur yang terbaik bagi Anda untuk menulis. Ini bukan waktunya untuk mencari ide atau berpikir kembali bagaimana melanjutkan cerita. Ini adalah waktu untuk menulis yang sebenarnya. Anda dapat memikirkan ide atau kelanjutan cerita pada waktu Anda menunggu cucian baju, berjalan-jalan dengan anjing Anda atau waktu menunggu dan naik bis.

Tak peduli berapa lama Anda menulis buku pertama Anda, sekali diterima oleh penerbit, Anda akan diminta untuk membuat suatu kontrak. Biasanya penerbit meminta kontrak dalam 12 atau 18 bulan Anda sudah dapat membuahkan buku yang baru. Jika Anda tidak dapat memenuhi waktu kontrak itu, 'bagian' Anda akan diberikan kepada penulis yang lainnya. Jika Anda tidak menerbitkan buku setiap tahun Anda akan kehilangan penggemar Anda. Pembaca yang membeli buku pertama Anda akan lupa dengan Anda dan mereka akan mencari penulis yang lain.

Langkah 4

Ada beberapa pertanyaan yang seharusnya Anda dapat tanyakan pada diri Anda sendiri jika mempertimbangkan sebuah karir sebagai novelis. Jika Anda menjawab semua pertanyaan dengan "ya", maka Anda mungkin mempunyai kesempatan menjadi sukses.

1. Apa Anda seorang independen yang dapat bekerja dalam waktu yang lama? Apakah Anda selalu mengikuti jadwal menulis?

2. Apakah Anda dapat menerima kritik dan menggunakannya untuk membangun diri Anda? Tidak semua kritik itu membangun. Apakah Anda dapat membedakan kritik yang membangun dan reaksi pembaca?

3. Apakah Anda mempunyai kecakapan dalam tata bahasa, pengejaan dan tanda baca? Jika tidak, apakah Anda selalu menyertakan dalam tulisan Anda?

4. Apakah Anda dapat mengedit tulisan Anda sendiri? Apakah Anda mengetahui bahwa kata-kata yang tidak perlu tidak lebih menjelaskan kepada pembaca?

5. Apakah Anda bersedia bekerja keras dari bawah untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam pendapatan dan nama yang sukses? Novelis jarang mendapat sukses pada buku pertama mereka.

6. Apakah Anda mampu dalam keuangan hingga karir menulis dapat menjadi tunjangan bagi hidup Anda? Kaji ulang berapa banyak pengeluaran yang diperlukan seorang penulis pemula untuk mengirimkan tulisan kepada penerbit.


Seperti penyanyi Tony Bennett waktu ditanya apa rahasia dalam kesuksesannya, pada waktu ultahnya yang ke 80, "Jika Anda hendak melakukan sesuatu dalam sepanjang hidup Anda, yakinkan bahwa Anda menyukainya."

Jadi jika ada pertanyaan, "Dapatkah Saya Hidup Sebagai Seorang Novelis?" jawabnya adalah ya. Anda dapat melakukannya, meski tidak mudah. Atau untuk menjadi terkenal dan kaya dengan cepat. Berapa lama, berapa jauh Anda mencapainya, tergantung pada diri Anda.

Menjadi novelis yang sukses harus mempunyai tekad yang kuat, disiplin diri, stabil, berani menghadapi kekecewaan demikian juga dengan kesuksesan. Menjadi novelis adalah proses sepanjang hidup. Perjalanan yang tidak mudah, tetapi sangat layak untuk dicoba.


Monday, March 31, 2008

Tulisan Apa Yang Menarik Anda?

by Marie E. Cecchini (Writing World)

Seorang penulis harus menulis pada bidang yang menjadi ketertarikannya. Penulis-penulis profesional telah membuktikan hal ini. Sangat aneh memang jika seseorang menulis sangat bertentangan dengan bidang yang menjadi ketertarikannya. Dan tulisan itu tidak perlu panjang, singkat-singkat saja. Para penerbit dan editor menyebutnya sebagai 'fillers' atau bahasa Indonya pengisi atau pemenuh halaman.


Menurut kamus 'fillers' adalah materi yang biasanya untuk memenuhi halaman lebih dari sebuah kolom pada surat kabar atau majalah. Pemenuh halaman ini dapat menjadi tulisan bagi anak-anak, dewasa atau orang tua, kesehatan, bagaimana mengkuruskan tubuh, mendekor ruangan anda, menyelesaikan masalah keuangan, bekerja dengan teknologi, menyelesaikan masalah stres. Dan semua itu dapat ditulis dalam tulisan yang singkat. Keperluan pemenuh halaman ini tidak ada habisnya.


Anda tidak harus mempunyai titel sarjana untuk menjadi penulis pemenuh halaman, meski beberapa topik memerlukan riset. Kebanyakan pemenuh halaman dapat menulis dengan membagikan pengalaman yang pernah Anda dapatkan. Tentu saja pemenuh halaman ini akan menambah pendapatan Anda. Contoh praktis adalah kepenulisan dalam majalah Reader Digest banyak sekali pemenuh halaman.


Ada 5 Macam Pemenuh Halaman

1. Prakarya/ Kerajinan Tangan: Tulisan ini dapat untuk prakarya dewasa atau anak-anak, ide dekorasi untuk remaja dan dewasa, percobaan ilmu pengetahuan untuk anak-anak, ide menyelesaikan membetulkan bagian rumah yang rusak atau mungkin juga ide untuk memelihara kebun Anda. Para editor akan mencari tulisan yang cocok dengan majalah yang diterbitkan. Contoh: tulisan yang mempunyai tip-tip khusus.


2. Kuis: Tulisan ini sangat populer karena banyak disukai oleh pembaca. Kuis dapat merupakan tulisan ringan bermakna tapi tanpa berkotbah. Kuis yang baik adalah membuat pembaca berpikir atau tertawa. Contoh: tulisan pengalaman lucu atau humor.


3. Resep: Pusatkan pada kesehatan, tidak menimbulkan kegemukan, membuat awet muda dengan mudah untuk dibuat, sehat, enak, dan dinikmati. Jika resep masakan atau makanan Anda memenuhi kriteria ini, Anda telah membuat pemasaran buat diri Anda. Contoh: Rachael Ray.


4. Permainan dan teka-teki: Majalah untuk anak-anak dan dewasa banyak memuat tulisan permainan dan teka-teki. Dan hal ini sudah menjadi umum, maka Anda harus mempunyai ide yang baru dan segar, baik dalam isi dan persentasinya. Jangan lupa memperhatikan demografi dari majalah tersebut.


5. Profil: Topik ini sangat diperlukan di berbagai majalah anak-anak. Editor dan penerbit tahu bahwa pembaca menginginkan pahlawan dalam kehidupan anak-anak dan remaja. Tulisan macam ini dapat berupa profil remaja lokal yang telah mempunyai prestasi dalam bidang olahraga atau organisasi misalnya. Buatlah profil itu semenarik mungkin tidak membosankan pembaca.


Pemenuh Halaman Mana Yang Cocok Untuk Anda?

Anda mungkin cocok sebagai penulis Kerajinan Tangan jika

  1. Teman-teman Anda menyebut Anda kreatif, mereka tahu talenta Anda membuat kerajinan tangan.
  2. Anda melihat-lihat toko kerjinan tangan, meski Anda tahu bahwa Anda telah mempunyai banyak kerajinan tangan di rumah.
  3. Anda senang menonton pertunjukkan 'bagaimana caranya' dan mengkoleksi buku-buku kerajinan tangan.
  4. Anda senang menulis tentang ide-ide percobaan yang Anda telah pernah mencobanya sendiri.
Anda mungkin seorang penulis Kuis jika

  1. Teman anda mengatakan anda seorang humoris atau lucu, apa yang anda katakan atau kerjakan dapat membuat orang lain tertawa seperti kartu ucapan dan kaos dengan gambar atau tulisan humor yang lucu.
  1. Anda suka membaca majalah wanita yang biasanya banyak berisi tentang kuis dan Anda selalu mengisi kuis-kuis tersebut.
  2. Anda lebih suka menyampaikan sesuatu dengan cara humoris.
  3. Anda suka menonton pertunjukkan atau membaca buku yang membuat anda berkaca diri dan tahu siapa diri anda sebenarnya.
  4. Anda suka menulis tulisan yang tidak diduga oleh pembaca Anda. Anda mendorong pembaca anda untuk melihat segala masalah yang anda tulis dari sisi positifnya.

Anda mungkin seorang penulis Resep jika

  1. Orang banyak tahu bahwa Anda selalu memperhatikan tentang kesehatan apa yang Anda makan.
  2. Anda suka membaca buku tentang masakan. Anda juga mengkoleksi alat-alat dapur baik anda membeli sendiri atau hadiah dari ornag lain.
  3. Anda menikmati memasak dengan anak, suami, istri atau teman anda. Anda suka membuat resep sendiri yang sesuai dengan selera Anda.
  4. Anda selalu mencari jawaban yang terbaik untuk memasak makanan yang sehat dan enak, tanpa harus membebani Anda.
  5. Anda suka menonton pertunjukkan memasak di tv atau di pameran alat-alat masak misalnya.

Anda mungkin seorang penulis Permainan dan Teka-teki jika

  1. Anda selalu bersikap analitis, teliti yang membuat orang disekitar Anda merasa Anda terlalu memperhatikan hal-hal yang kecil. Dan Anda akan senang jika mendapat hadiah buku teka-teki.
  2. Anda tetap menyimpan buku teka-teki Anda di kursi favorit Anda, juga di kamar mandi. Anda suka bermain mainan yang memakai otak.
  3. Anda selalu mengisi teka-teki di surat kabar.
  4. Anda tertantang jika menyaksikan pertunjukan yang memeras otak atau membaca novel misteri.
  5. Anda selalu menyelesaikan masalah dengan logika dan analisa bagaimana satu dengan yang lain mempunyai hubungan.
  6. Anda suka menulis sesuatu yang membuat pembaca Anda berpikir. Dan pada akhirnya pembaca Anda akan menepuk jidat mereka sambil berkata, "Oh begitu." atau pembaca Anda akan menggeleng-gelengkan kepalanya karena tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.

Anda mungkin seorang penulis Profil jika

  1. Banyak orang dapat bersosailisasi dengan Anda, karena Anda dnegan mudah dapat bercakap-cakap dengan siapa saja.
  2. Anda mempunyai banyak teman dan suka mengobrol.
  3. Anda suka menjawab banyak pertanyaan.
  4. Anda berpikir dapat menggantikan Oprah dalam pertunjukkannya.
  5. Anda selalu menyelesaikan masalah dengan berbicara kepada orang lain. Anda selalu berprinsip dua orang lebih baik daripada satu orang menyelesaikan masalah.
  6. Anda selalu ingin belajar meski Anda sudah bisa menulis. Anda selalu melakukan riset dan mencari jawaban dari orang yang lebih ahli. Anda berpikir bukan saja Anda dapat belajar tapi juga dapat bertemu dna bercakap-cakap dengan orang lain.
Jadi Anda dibagian mana yang cocok untuk menjadi seorang penulis? Mulai tuliskan dan jelaskan penulis yang bagaimana Anda sebenarnya.

Friday, February 15, 2008

Banjir Ide

Anda pernah mengalami banjir ide? Kalau kebanjiran mungkin Anda pernah mengalami. (waktu di Indo sering maen air di tengah banjir, apalage maen bola wuah asyiik gitu yach). Nah yang ini kabanjiran ide bukan kebanjiran air atau uang. Saya mengetik tulisan ini saja sampai salah-salah karena pengen cepat-cepat menuntaskan ide yang ada di kepala ini. Karena di saat bersamaan ini pula saya mengetik tulisan laen, karena tidak mau kehilangan ide yang sudah ada dikepala yang bersamaan pula tersebut. Ide yang laen musti saya tunda dulu, semoga saya masih inget. Kalau hilang ide tersebut, yaaahh, sayang sekali kan.

Darimana saja ide-ide itu berbanjir ria ke kepala saya? Waktu membaca buku, baru satu paragraf sudah timbul satu ide. Di laen kesempatan baru membaca satu kalimat, timbul lagi ide laen. Membaca artikel di internet, timbul ide satu lagi. Waktu menonton filem di bioskop, timbul satu lagi. Waktu saat teduh membaca Alkitab, timbul lagi. Wah gawat, saya enggak bisa menghentikan banjir ide ini. Saya harusnya berhenti membaca, atau menonton, atau mendengar, atau membau atau atau yang laennya. Supaya banjir ide agak lebih surut.

Itu pengalaman banjir ide saya. Mungkin Anda pernah mengalami dengan kejadian yang lain. Lalu apa seh ide itu? Menurut kamus umum begini bunyinya, konsep yang yang muncul didalam pikiran sebagai hasil dari pengertian mental (emosi), kepekaan, impresi, opini, pandangan, kepercayaan atau aktifitas. Kalau diteliti lebih lanjut dari segi psikologi bakal lebih ribet.

Tapi setelah berpikir dengan lebih tenang (tadinya kan lagi 'hot') masa kita toh yang menghasilkan ide itu? Memang lingkungan sangat membantu kita mencetuskan ide. Dan paling dasar dari semua itu adalah yang memulai segala sesuatu kan? Tuhan. Dia yang mencipta manusia, dia yang memberi otak untuk berpikir, dia juga yang memberi ide, sumber inspirasi.

Ada yang beri ide, kalau Anda mampet ide ya minta dunk sama yang punya Ide, sumber Ide. Maka engga menyalahi aturan, kalo sebagai penulis (meski belom prof) baru penulis blog, minta ijin, kulo nuwun sama yang punya Ide sebelom Anda memulai menulis.

Ide, inspirasi, ilham; kalau dalam Alkitab yang paling mendekati adalah kata wahyu, visi. Seperti yang ada di: "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum." Amsal 29:18 atau "dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar." Ef.1:17.

Dengan jelas bahwa wahyu adalah pemberian, dibukakan dari Allah kepada manusia. Wahyu, yang kita sebut saja sebagai ide/ ilham/ inspirasi datangnya bukan dari diri kita sendiri. Tapi diberi. Jika pemberian itu telah kita terima, selayaknyalah kita 'mengembalikan' kepadaNya.

Tuesday, February 12, 2008

Ide di Tengah Keramaian

Mungkin Anda pernah membaca, melihat atau membayangkan bagaimana salah satu cara orang mendapatkan ide. (Karena ada penulis yang mendapatkan ide dalam waktu yang tenang, sepi dari pada dalam waktu yang ramai) Dengan menyendiri di suatu tempat yang sepi, jauh dari keramaian. Terus mungkin Anda dapat membayangkan sebuah cerita/ peristiwa di dalam kepala Anda. Mungkin hal itu bisa menjadi ide. Itu mungkin bagi Anda yang menjadi penulis penuh waktu (full time writer) dan Anda mempunyai transportasi untuk mencari tempat sunyi yang sering diimpikan itu.

Tetapi bagaimana dengan para penulis amatir yang masih bukan penulis penuh waktu? Apalagi jika sang penulis sendiri kantongnya pas-pas-an. Kan tidak dapat kesana kemari dengan seenaknya. Juga dengan penulis amatir yang masih mempunyai pekerjaan lainnya, tentu untuk berpergian itu tidak mudah. Apalagi jika tempat tinggal penulis dekat kawasan kumuh yang ramai, bahkan bagi penulis profesional ada pula yang tinggal di pusat kota yang ramai. Mungkin sudah tidak mempunyai waktu lagi untuk menyendiri. Apalagi jika deadline sudah makin mendekat.

Salah cara yang pernah disebutkan oleh para penulis adalah mensiasati keadaan. Dengan teknologi yang sekarang yang ada dengan mudah untuk mendapatkan iPod atau mp3 player atau bahkan jika kita belum sampai ke taraf itu dapat memakai walkman disc atau walkman lama kita. Pasang kaset atau CD dengan lagu-lagu tenang untuk mendengarkan. Tentu yang perlu diperhatikan jangan sampai terlena atau tertidur. Hal ini akan menggantikan keadaan kita dari pada kita harus mengungsi menyepi ke luar kota atau di pedesaan.

Wednesday, February 6, 2008

Refresh You Outlining

Oleh: Lynn Viehl

Outline mungkin berarti garis besar atau kerangka cerita (dalam kepenulisan?). Outlining bukan menulis sebuah novel; Outlining itu menyiapkan dan mengatur elemen-lemen dari sebuah novel. Anda tidak harus membuat garis besar dalam menulis novel; banyak penulis tidak melakukan hal itu. Jika Anda pengen menjual novel Anda, Anda perlu membuat ringkasan cerita untuk memperlihatkan kepada pembaca dengan contoh beberapa bab. Outlining membuat Anda menulis ringkasan cerita dengan lebih efektif.

Biasanya saya membuat garis besar dari novel saya. Hal itu mungkin akan mempermudah atau sebaliknya mempersulit Anda. Lakukan apa yang terbaik untuk Anda.

Dua dasar untuk membuat kerangka cerita adalah karakter (tokoh) dan plot. Seperti kata benda dan kata kerja dalam membuat suatu kalimat, karakter dan plot adalah dasar untuk membuat sebuah novel. Setting, motivasi, alur waktu, model cerita dan yang lainnya yang ada di pikiran Anda masih tidak diperlukan untuk saat ini. Tetapi fokuskan pikiran Anda pada sebuah tokoh atau sekelompok tokoh yang akan mengisi cerita Anda dan apa yang mereka lakukan.

Latihan membuat tokoh: tulis daftar nama mereka, dan tulis keterangan atau detil yang perlu diceritakan tentang diri mereka, disebelah tiap nama karakter tersebut. Untuk setiap nama tokoh sebutkan kelebihan, kekurangan dan masalah mereka. Jika Anda mengalami kesulitan memutuskan bagaimana sifat dari tokoh Anda, Anda dapat mengambil sebuah kertas kosong untuk menguraikan terlebih dahulu bagaimana sifat setiap tokoh yang Anda mau - sebelum Anda kembali menulis garis besar novel Anda.

Satu anjuran tentang tokoh yang Anda buat: Anda harus lebih tahu tentang mereka dari pada pembaca Anda.

Sesudah menyelesaikan para tokoh yang Anda maui, baca ulang kembali. Ingat bahwa buatlah semenarik tokoh Anda, semakin menarik atau unik tokoh Anda, semakin menarik untuk dibaca. Baik itu tokoh pahlawan Anda atau tokoh antagonisnya. Anda dapat melihat apakah ada sifat-sifat yang berlawanan antara otokoh-tokoh yang Anda buat? Karena hal itu akan ada hubungannya pada waktu Anda menulis novel nantinya.

Plot: Untuk mudahnya, tulis cerita utama novel Anda. Biasa yang saya lakukan adalah menulis 5 kejadian utama dari cerita yang akan saya tulis, lalu dari antara lima kejadian itu Anda dapat memasukan kejadian-kejadian lainnya yang berhubungan satu dengan yang lain. Untuk menulis plot jangan ragu atau takut salah, bahkan sampai tidak masuk akal sekali pun tetap lanjutkan. Jika perlu nanti akan diperbaiki pada belakang hari.

Satu anjuran untuk membuat plot: buatlah sehingga pembaca tidak mudah menebak isi cerita novel Anda (kalau bisa sampai lebih dari separoh isi novel Anda).

Lynn Viehl seorang penulis novel profesional dari Amrik yang telah menelorkan 35 novelnya yang diantaranya menjadi USA Today bestseller. Selain menjadi penulis penuh waktu Lynn juga menjadi pengajar kepenulisan diberbagai seminar dan kelas on-line. Kayaknya setiap penulis profesional mempunyai caranya masing-masing dalam menulis. Cara kepenulisan Lynn cukup mudah diikuti dan sederhana. Semoga bermanfaat.

Sunday, February 3, 2008

Refresh Your Writing Spirit

Bagi kita-kita yang udah bosan menulis alias kehilangan kegairahannya untuk menulis. Jangan patah arang. Coba ambil selembar kertas kosong dan pensil atau pena, corat-coretkan ide-ide Anda pada lembar kertas yang masih mulus kosong itu. Curahkan ide-ide cerita yang ada di kepala Anda. Mungkin yang ada hanya perenungan kalimat dalam benak. Mungkin bisa berbentuk barisan puisi. Kata-kata yang tertinggal dalam otak Anda. Tuliskan semua tanpa rasa malu.

Beri Waktu
Bagi kita yang masih bukan full time penulis tentu kita tidak mempunyai waktu untuk menulis seperti penulis profesional. Tetapi jangan kuatir, buat saja jadwal sendiri, mungkin setiap hari buat 15 menit. Mulai dari oret-oretan tersebut. Mengenai media terserah. Ada yang suka mencorat-coret di kertas kosong. Ada yang suka di depan komputer atau komputer notebooknya, terserah.

Curahkan semua pikiran, kata, cerita, kalimat, mimpi, observasi, impian bahkan sampai masalah Anda. Kalau bisa tuliskan semua sampai tuntas. Jangan sepotong-sepotong. Jadikan hal ini sebagai kebiasaan baik Anda. Lima belas menit saja. Simpan kertas Anda atau save file komputer Anda. Dalam seminggu (lima hari) lakukan terus menerus. Pada akhir pekan, baca hasil coretan Anda selama lima hari tersebut (atau ada yang suka disimpan sampai sebulan, tetapi simpan dengan baik coretan tersebut, dianjurkan tidak terlalu lama menyimpannya) supaya anda masih ingat apa yang Anda coretkan itu, dan Anda dapat melanjutkan atau mengembangkan coretan tersebut.

Bank Ide
Hasil coretan-coretan itu dapat menjadi "bank ide". Ada penulis yang menganjurkan bank ide itu dibukukan atau Anda membeli buku catatan (notebook) kecil yang bisa dibawa kemana-mana bahkan dapat Anda letakkan di sebelah tempat tidur Anda, karena siapa tahu ketika Anda tidur, Anda bermimpi dan terjaga, masih teringat akan mimpi Anda, Anda dapat menuliskan mimpi tersebut di buku catatan Anda.

Buku catatan dapat Anda bawa waktu naik bis, kereta api, pesawat, kedai kopi, pujasera, mungkin mendengar percakapan sepasang kekasih yang sedang pacaran, anak yang menangis karena mau menurut kepada ortunya, pasutri yang sedang cekcok, waktu menunggu tambal ban motor Anda, waktu menikmati semilir angin di atas becak dan masih banyak lagi. Itu adalah waktu-waktu Anda 'menangkap' ide dan depositkan pada bank ide Anda.

Meskipun Anda sudah mendapat ide dari bank ide Anda, Anda harus menetapkan starting point, dari mana cerita Anda dibangun. Untuk memulai hal ini jangan ragu atau takut salah. Tuliskan dari mana Anda akan memulai cerita Anda. Pilih salah satu kalimat, kata, paragraf untuk sebagai titik pemula cerita Anda. Dan lebih bagus lagi jika Anda dapat mengembangkan bank ide Anda tersebut.

Menangkap ide. Karena ide itu sudah ada di sekeliling kita. Bak nyamuk yang berterbangan disekeliling kita, menginginkan darah manis kita, kita tinggal tepuk si nyamuk. Puk! Kena. Rasanya cukup lega. Kurang sudah satu gangguan. Sebaliknya dengan ide. Kena, dapat, juga lega rasanya. Bertambah satu pengembangan cerita kita. Penangkapan ide, cuma dibutuhkan konsentrasi dan sensitifitas. Waktu melihat antrian pembayaran di toko swalayan, dapat menjadi suatu ide. Waktu melihat estalase toko pakaian mungkin timbul satu ide lainnya. Membaca cover majalah di hipermarket dapat menjadi ide. Mendengar pengumuman panggilan di mal, dapat menjadi ide yang lain. Dan seterusnya. Ide ada dimana-mana. Jangan membatasi ide.

Pengembangan
Pengembangan ide dapat memakai jurus 6W 1H. Tentu itu bukan rumus kimia, melainkan 6W 1H singkatan dari What, Who, Why, Where, When, Which dan How. Dan tulis sebanyak mungkin jawaban dari pertanyaan jurus tersebut.
Jurus pengembangan lainnya adalah memakai cara peng-andaian. Misalnya jika saya menjadi jawara Indonesian Idol, apa yang akan saya lakukan, bagaimana dengan hadiah yang saya peroleh, bagaimana dengan ce saya dan sebagainya. Tuliskan semua kejadian impian Anda tersebut. Semua itu toh akan menjadi tulisan Anda. Jadi Anda enggak usah perlu malu, membatasi atau ingin menjadi sempurna. Tulis dulu dech pokoknya.

Pengembangan berikutnya dapat dilakukan latihan membuat cerita pendek. Ambil satu kejadian, peristiwa yang menarik Anda. Bisa dari surat kabar tentang perceraian artis. Dari majalah. Dari televisi opera sabun colek. Dari internet. Buat latihan ini seperti Anda membuat cerpen untuk dikirim ke majalah kesayangan Anda. Beri dialok dua arah. Penggambaran yang lebih detil. Lambat menulis engga kenapa asal komitmen terus menulis. Buat cerpen dengan 1000 kata.

Latihan ini selain dapat membangun percaya diri Anda juga membiasakan menulis. Komitmen tanpa latihan tidak akan berjalan. Dengan latihan komitmen akan terwujud. Salah satu cara menarik, menulis blog pribadi. Murah meriah bermanfaat.

Maju Terus

Wow, engga kerasa 33 hari telah kita lewati di taon 2008 ini. Maunya lebih sering menulis untuk AEIOU tetapi nyatanya masih dalam tahap mimpi, tapi engga kenapa tetap maju terus, tetap mimpi terus. Tekatnya sih tiap bulan ada tulisan yang lebih sering untuk ditayangkan. Bulan Januari 2008 baru menelorkan dua tulisan di blog ini.

Tentu berita yang cukup menarik dari pengelola, David, founder dari AEIOU memantapkan tekadnya untuk maju terus dalam AEIOU web site. Tetapi untuk hard copynya, dengan cucuran air mata yang bercampur dengan cucuran keringat dan bersatu dengan cucuran air hujan maka dengan tega mengakhiri hidup AEIOU edisi cetaknya.

Tentu keuntungan situs blog AEIOU lebih banyak kayaknya daripada kekurangannya. Selain so pasti gratis, mendunia, bisa diakses dimana saja, dan bisa diupdate kapan saja. Promosinya juga cukup mudah bisa lewat email (atau secara verbal) dengan menunjukkan alamatnya, si pembaca yang berminat hanya tinggal klik saja.

Tentu dalam hal ini hasil teknologi blog merupakan suatu anugerah Tuhan untuk dapat mengajak para pengunjung menikmati dan mendorong mengembangkan talenta menulisnya. Tentu kita mengharapkan banyak support dari para pembaca untuk maju bersama kita mengembangkan situs ini (karena hasilnya kan untuk para pembaca juga).

Monday, January 28, 2008

Tantangan Mengelola Media yang Berkualitas & Menarik

[JAKARTA] Kristen terpanggil untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah, di mana berbagai masalah muncul satu per satu, melalui pelayanan multidimensi dan multibidang. Kristen juga ditantang untuk mengelola media yang berkualitas dan menarik. Injil sebagai Kabar Gembira jangan sampai dibatasi hanya sebagai kabar sukacita tentang surga, tetapi juga dunia; bukan hanya rohani, tapi juga jasmani.

Hal ini dikatakan Dr Victor Silaen, pengamat politik dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Jakarta dalam acara diskusi panel yang bertema "Reporting Religion as News", yang diselenggarakan INKommunity, komunitas wartawan Kristen, Jumat (21/9) di Jakarta.


Selain Victor, tampil Kristanto Hartadi, Pemimpin Redaksi Sinar Harapan dengan tema "Mengembangkan Berita Agama di Media Mainstream", Adiputra, konsultan radio, "Tantangan dalam Mengelola Radio Kristen", serta Don Bosco Salamun, anggota Komisi Penyiaran Indonesia dengan tema "Tren Program Bernuansa Agama di Televisi".


Dengan tema "Mengembangkan Jurnalisme di Media Ministri", Victor Silaen menjelaskan pelayanan kristiani bukan hanya berorientasi keterbebasan dari dosa, tetapi juga keterbebasan dari pelbagai belenggu dan tekanan yang membuat hidup ini terasa begitu susah dan sengsara, semisal kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan yang sejenisnya.


Jadi, pelayanan kristiani haruslah dikembangkan seluas-luasnya agar mampu menjawab pelbagai tantangan kehidupan dalam bentuk kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang makin komplek itu.


Selain itu, kata Pemimpin Redaksi Tabloid Dwi Mingguan Reformata itu, penting pula dipikirkan upaya-upaya strategis agar terjadi koordinasi dan kooperasi yang baik di antara sesama kelompok atau lembaga pelayanan kristiani.


Tujuannya, agar semua visi pelayanan itu dapat diwujudkan secara lebih efektif dan efisien. Di dalam hal inilah terasa betapa penting dan perlunya media informasi-komunikasi - baik cetak, elektronik, maupun audio-visual.


Victor Silaen menegaskan pentingnya media. Dengan adanya media, kita selaku komunikator (pihak penyampai pesan) dapat memperoleh beberapa keuntungan, antara lain:

1) informasi-informasi yang akan disampaikan dapat direncanakan atau dipersiapkan agar lebih baik dan menarik;

2) informasi-informasi yang disampaikan dapat menjangkau masyarakat luas;

3) informasi-informasi yang sudah disampaikan tak lekas berlalu begitu saja karena dapat disimpan dalam bentuk cetakan (buletin, jurnal, majalah, tabloid, dan yang sejenisnya), atau rekaman (kaset, video, dan yang sejenisnya), atau terpampang lama di komputer (internet);

4) kita juga dimungkinkan untuk memperoleh umpan-balik (respons) dari komunikan dalam bentuk informasi baru yang memerkaya, masukan, usulan, kritik, dan lainnya.


Dengan beberapa keuntungan itu saja, tambahnya, menjadi jelaslah bahwa sesungguhnya media informasi-komunikasi bukan hanya dapat berfungsi sebagai sarana penghubung, tetapi juga pendukung. Terlebih di zaman serba-modern yang membuat waktu menjadi terasa kian berharga ini.


Mengapa harus repot-repot, misalnya, untuk berbicara di sana-sini atau pergi ke sana-sini untuk menyampaikan informasi jika ada media yang dapat membantu atau bahkan menggantikan upaya manusia untuk tujuan itu? Sekaitan itu, maka Kristen ditantang untuk mampu mengelola sekaligus mengembangkan media massa yang baik, berkualitas, dan menarik. (Suara Pembaruan, 22/9/07)

Pelayanan Literatur: Mau di Bawa Kemana? (versi 2.0)

Kalau Anda pernah melihat pertandingan atletik estafet 4 x 100 meter misalnya, disana Anda melihat empat pelari akan beradu cepat sambil memberikan atau menyambungkan tongkat estafet dari pelari pertama ke pelari kedua sampai kepada pelari yang keempat. Gambaran itu yang pengen saya gambarkan bahwa tongkat kepemimpinan pelayanan itu juga demikian.

Sewaktu saya sebagai salah satu redaksi buletin dari gereja saya selama dua tahun, maka pemimpin redaksi buletin tersebut berbicara kepada saya untuk melanjutkan tongkat kepemimpinan buletin tersebut. Pertama tentu saya cukup terkejut karena tidak pernah melintas dalam pikiran saya untuk memimpin pelayanan buletin tersebut. Tetapi pada waktu itu saya juga cukup tersudut dan mau tidak mau saya harus menerima tongkat kepemimpinan tersebut.

Learning by doing. Itu yang saya lakukan. Sewaktu saya diangkat menjadi pemimpin redaksi buletin tersebut mantan pemimpin buletin masih aktif melayani dalam keredaksian untuk melatih dan membimbing saya. Puji Tuhan, dengan susah payah saya dapat melakukan pelayanan tersebut. Meskipun ketika saya pikir kembali pada waktu itu, sebenarnya prosedur tersebut kurang baik. Andaikata jika dan misalnya saya tidak mampu melakukan kepemimpinan itu tentu pelayanan tersebut akan kacau dan pada ujung-ujungnya pelayanan dan penerbitan buletin tersebut akan terhenti.

Dari pengalaman tersebut saya tidak ingin tongkat kepemimpinan berikutnya akan terjadi seperti itu lagi. Maka pada waktu saya merekrut anggota redaksi, saya juga mulai melihat pribadi tiap pribadi, siapa yang kira-kira mampu menjalankan tugas kepemimpinan tersebut. Pelayanan saya telah berjalan dua tahun maka seharusnya saya sudah memberikan tongkat estafet tersebut kepada pelari yang lainnya. Tetapi dari pertimbangan hamba Tuhan dan Majelis serta teman yang saya yakini akan dapat melanjutkan pelayanan tersebut masih belum siap. Maka tongkat estafet itu masih harus saya genggam setahun lagi. Setelah itu saya mempromosikan si A, sebut saja teman saya tersebut, menjadi pemimpin redaksi. Saya juga masih harus mendampingi dia kira-kira selama 2 tahun. Lalu saya melepaskan pelayanan itu untuk melakukan pelayanan di komisi lain. Saya hanya membantu secara freelance.

Tetapi apa yang terjadi? Jika dihitung-hitung teman saya A, seharusnya dia sudah dapat memimpin pelayanan tersebut apalagi selama 3 tahun dia sudah saya coba untuk memimpin pelayanan tersebut (meski saya ada di sampingnya). Dia tidak dapat melanjutkan pelayanan tersebut. Dengan seribu satu alasan yang masuk akal, menjadikan pelayanan itu macet. Saya mengevaluasi, apakah saya salah untuk membimbingnya atau mengajarnya? Apakah dia tidak mempunyai talenta untuk memimpin? Saya kira tidak. Maka itu saya dapat mengatakan bahwa mencari sumber daya manusianya dalam pelayanan literatur itu tidak mudah. Saya kira Tuhan sudah memberikan kesempatan, jalan untuk pelayanan itu terbuka lebar. Dari hamba Tuhan, Majelis, sampai jemaat mendukung pelayanan tersebut, dan soal dana juga tidak masalah.

Kejadian ini terulang kembali dalam pelayanan saya di Vancouver (setelah berselang 4 tahun). Kali ini bukan dalam bidang pelayanan buletin tetapi sudah beralih ke dunia maya, internet. Pelayanan situs gereja. Tetapi pada dasarnya pelayanannya juga hampir sama. Menyajikan tulisan-tulisan karya asli dari para anggota redaksi. Kembali saya ditunjuk sebagai pemimpin redaksi dari hamba Tuhan dan Majelis; dan cerita tongkat estafet kepemimpinan tersebut mirip sekali dengan cerita di atas yang saya alami waktu pelayanan di Surabaya. Pelayanan itu pun terhenti pada waktu beralih kepada pemimpin yang berikutnya.

Apakah isi buletin itu penting? Tentu saja. Kalau isinya asal-asalan, tidak menarik, tata letaknya kurang atraktif, maka impresi pembaca juga tentu akan jatuh. Maka perlu dibuat suatu standar gol yang hendak dituju. Di satu gereja, masalah isi buletin yang timbul adalah ketika hamba Tuhan yang menjadi penasehat pelayanan tersebut mengatakan bahwa isi harus berbobot, berkualitas. Saya sangat setuju. Tetapi masalahnya siapa saja pengisi dari buletin tersebut. Jika pengisi atau penulis buletin tersebut dari komisi remaja, pemuda, jemaat awam, mampukah mereka menulis tentang tulisan kekristenan yang berkualitas?

Boro-boro mau menulis tulisan yang berbobot, mau menulis saja sudah senang banget, iya enggak? Apalagi para penulis tersebut belum pernah mengikuti tentang kursus menulis keq, atau kursus Alkitab keq; jadi mana mungkin mau menulis tulisan yang bebobot tentang kekristenan? Usulan nyeleneh pun muncul, bagaimana kalau isinya semua hamba Tuhan yang menulis? Kalau hamba Tuhan pun punya waktu senggang sih mungkin bisa. Tapi jadwal pelayanan saja sudah membuat para hamba Tuhan itu pontang-panting. Bagaimana masih mau menulis lagi?

Selain isi yang berbobot tentu saja seberapa jauh isi itu dapat menarik pembaca ingin membacanya. Dunia sudah begitu bertaburan dengan tabloid yang berisikan berita-berita isapan jempol dan yang terkini. Bagaimana dengan media kristiani? Apakah juga hendak bersaing menyajikan berita-berita populer? Jika ada niatan itu sampai kapan pun tidak bakal mampu menyaingi majalah tabloid yang paling jelek sekalipun.

Dahulu saya pernah mendengar bahwa buletin gereja seharusnya untuk jemaat gereja (pada khususnya) tetapi tidak menutup untuk jemaat lain yang tertarik untuk membacanya atau orang Kristen pada umumnya. Maka buletin gereja adalah untuk penunjang pemberitaan Firman Tuhan dari mimbar. Buletin gereja harus disesuaikan dengan jadwal dan tema kotbah. Karena buletin gereja bukanlah tabloid gereja dari sebuah gereja.

Hal itu akan berlainan jika penerbit buletin Kristen berdiri secara independen. Mereka dapat mencakup berita-berita kekristenan yang aktual di seluruh dunia atau di negara tertentu. Berita-berita kekristenan yang menyangkut dengan misi, pengabaran injil, peliputan kebaktian kebangunan rohani dan masih banyak lainnya. Di Amrik sini buletin atau surat kabar semacam ini telah berjalan dengan baik dan sejak lama mereka menerbitkan. Mereka mampu membayar penulis profesional, penata letak profesional dan menerima iklan. Meski demikian mereka mendistribusikan secara gratis di tempat-tempat tertentu.

Penerbitan buletin, majalah atau surat kabar Kristen di Amrik, meski gratis, tidak semudah seperti di tanah air. Harus mempunyai ijin, tentu yang bersangkutan dengan lembaga, yayasan, institusi atau gereja; yang bersangkutan pula dengan pihak perijinan literatur pemerintah. Masalah yang tidak kalah penting adalah dana. Percetakan untuk buletin, majalah atau suratkabar Kristen disini tidak semurah di Indo. Biaya percetakan ini dapat mencapai ribuan dolar dalam skala gereja kecil untuk mencetak buletin gereja lokal saja. Maka penerbitan atau pelayanan ini harus direncanakan matang-matang. Karena selain uang yang digunakan harus dipertanggungjawbakan juga harus digunakan secara efisien supaya tidak terjadi penghamburan.

Maka tidak sedikit gereja yang memprioritaskan pelayanan literatur paling bawah sendiri. Karena sering kali pelayan gereja tidak mengerti pelayanan Tuhan yang sebenarnya. Seringkali pelayanan gerejawi yang dilakukan mirip seperti bisnis. Pelayanan yang dilakukan harus mempunyai dampak atau keuntungannya untuk gereja. Pelayan gereja tersebut salah alamat seharusnya mereka membuat bisnis sendiri bukan melayani Tuhan.

Dan yang paling dasar banyak pelayan gereja tidak mengerti apa pelayanan literatur yang sebenarnya. Padahal pelayanan literatur adalah salah satu cara menjangkau jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus. Tujuan ini yang seringkali dilupakan oleh banyak orang Kristen. Mereka menggangap pelayanan literatur sebagai salah satu bentuk pelayanan pelengkap, menyalurkan hobi para pemuda remaja dalam gereja, mengenalkan nama gereja (kalau yang ini daripada susah-susah mending buat kartu nama saja) dan mungkin masih banyak motivasi lainnya.

Pertanyaannya sekarang, seberapa penting pelayanan literatur itu bagi gereja lokal anda, sedangkan di gereja banyak jemaat yang mempunyai talenta menulis misalnya. Pemimpin gereja harusnya tanggap akan hal ini. Mungkin dapat membuat pelatihan kepenulisan, membuat rencana penerbitan dan distribusi, menjadikan pelayanan literatur bukan hanya sebagai pelayanan pelengkap. Tapi adakah orang-orang yang peduli akan hal ini? Sedangkan semakin hari media dunia semakin melahap, menggeser, menghimpit perlahan-lahan suara Kebenaran dalam gereja.