Tanggal 3 Oktober yang lalu perusahaan surat kabar dimana aku bekerja mengadakan acara “Menumbuhkan Seorang Pembaca” (MSP) yakni penjualan surat kabar untuk satu hari itu akan disumbangkan 100% untuk pembelian literatur yang diatur oleh perpustakaan-perpustakaan sekolah umum (dibawah departemen pendidikan pemerintah) yang memerlukan.
Program ini dimulai sejak tahun 1997 di Vancouver, dan pada tahun 2001 sekitar 100 perusahaan ikut menyumbang akan acara ini. Dan pada tahun 2005, MSP telah menjadi acara tahunan bagi semua propinsi di seluruh Canada.
Acara ini diadakan karena adanya keprihatinan dari pada pakar pendidik dimana diketahui bahwa dari seluruh penduduk Canada yang berjumlah kira-kira 31 juta orang diperkirakan 22% orang dewasa dari jumlah tersebut adalah buta huruf!
Maka pakar pendidikan bekerja sama dengan media surat kabar untuk mengadakan program ini untuk memperkecil jumlah buta huruf yang ada di Canada melalui penyediakan fasilitas buku-buku bacaan kepada para murid (khususnya) bagi sekolah-sekolah dasar.
Dari sekolah dasar diharapkan sejak sedini mungkin para murid dapat dibiasakan mempunyai kebiasaan untuk membaca. Karena kebiasaan membaca merupakan bekal rentetan investasi yang berharga untuk masa depan.
Karena dengan membaca kita dapat mempunyai pengetahuan, membaca membantu kita mengerti ekspresi emosi, bersosialisasi, eksplorasi dunia, mengasah imajinasi, mendulang ketertarikan baru (yang sebelumnya mungkin kita tidak pernah tahu) dan yang pasti melatih kinerja otak kita dengan aktif (beda dengan kinerja otak manusia ketika hanya menonton teve - pasif). Dan mungkin masih banyak gunanya yang lain.
Maka hobi membaca, mempunyai kebiasaan membaca, (dari membaca akan mengakibatkan ekspresi menulis, akting, ide-ide yang luar biasa) adalah bukanlah yang buruk; kebiasaan yang baik. Tidak ada salahnya mempunyai kebiasaan membaca. Dengan membaca seorang anak waktu dewasa dia akan dapat dengan mudah melamar pekerjaan yang dibacanya di surat kabar atau internet. Dia akan mengendarai mobil dengan mudah karena dia tahu tanda lalu lintas dengan membaca. Mudah membaca peta. Maka ada pepatah semakin banyaknya penduduk yang dapat membaca, dapat dikatakan semakin maju negara tersebut. Kita perlu berdoa dan berjuang untuk memberantas buta huruf di negara Indonesia, khususnya dengan letak geografis pulau-pulau yang sporadis akan lebih menyulitkan mengajak banyak anak-anak untuk memulai kebiasaan membaca.
Semua pihak harus mempunyai tekad yang sama untuk mencerdaskan bangsa, diharapkan dengan bangsa yang cerdas, rakyat akan menjadi makmur dan sentosa. MSP Canada hingga saat ini yang baru berjalan 10 tahun dikerjakan dengan semangat gotong royong, dari para konglomerat, politikus, olahragawan, artis , aktris aktor, penyanyi kondang internasional sampai loper koran menyempatkan diri ‘menjual’ surat kabar tanpa bayaran.
Penyanyi kondang Canada, Michael Buble juga sempat menyumbang 30% dari hasil konsernya di Canada untuk MSP. Microsoft Canada juga ambil bagian. Diperkirakan untuk hasil penjualan plus sumbangan MSP akan mencapai $2,7 juta dolar Canada tahun 2007 ini. Nggak nyangka kan ya, kalau kita kira negara maju kayak Canada (yang kita kira sudah pasti buta huruf itu bukan jamannya lagi tapi nyatanya masih banyak) yang hampir dari semua segi kehidupan telah teratur dengan rapi dan baik, namanya buta huruf itu masih ada.
Kalau teringat Tanah Air, wahhh……… Dapat dibayangkan berapa juta penduduk yang masih buta huruf. Belum lagi masalah dana, dan penyaluran dana, korupsi, dan komplikasi masalah lainnya. Menyedihkan??? Tidak. Itu realita koq. Realita yang sulit diubah. Kalau dengan kekuatan manusia itu mustahil. Bagaimana dari para penulis, pembaca, cendekiawan dan orang-orang yang sadar akan pentingnya membaca (kelompok minoritas) akan merealisasikan program kerja yang super ajubilah itu? @&^%#<&*(!|&>