Oleh: Korrie Layun Rampan
Cerita anak-anak adalah cerita sederhana yang kompleks. Kesederhanaan itu ditandai oleh syarat wacananya yang
1. Cerita sebenarnya dimulai dari TEMA. Rancang bangun cerita yang dikehendaki pengarang harus dilandasi amanat, yaitu pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca. Namun, harus dijalin secara menarik sehingga anak-anak tidak merasa membaca wejangan moral atau khotbah agama.
2. Pilar kedua adalah TOKOH, yaitu utama (protagonis) dan lawan (antagonis). Lalu juga disertai tokoh-tokoh sampingan, dan tokoh datar, yaitu tokoh yang ditampilkan secara satu sisi (baik atau jahat). Penokohan harus (seharusnya) memperlihatkan perkembangan karakter tokoh.
3. LATAR. Peristiwa2 di dalam cerita dapat dibangun dengan menarik jika penempatan latar waktu dan latar tempatnya tepat. Latar memperkuat tokoh dan menghidupkan peristiwa-peristiwa yang dibina di dalam alur, menjadikan cerita spesifik dan unik.
4. ALUR adalah rentetan peristiwa yang terjadi di dalam cerita, menuntut kemampuan utama pengarang untuk menarik minat pembaca. Alur dapat dibangun secara kronologis atau episodik, di mana cerita diikat oleh episode-episode tertentu, yang memunyai gawatan, klimaks, dan leraian. Alur episodik ini dapat memberi pikatan karena keingintahuan pembaca makin dipertinggi oleh hal-hal misterius yang mungkin terjadi pada bab selanjutnya.
Alur juga dapat dibangun dengan sorot balik atau alur maju (foreshadowing). Sorot balik adalah paparan informasi atau peristiwa yang terjadi di masa lampau, dikisahkan kembali dalam situasi masa kini, sementara "foreshadowing" merupakan wujud ancang-ancang untuk menerima peristiwa-peristiwa tertentu yang nanti terjadi.
Sebuah cerita tidak mungkin menarik tanpa peristiwa dan konflik.
5.