Monday, November 10, 2008

Gambarkan, Jangan Menulis

Entah anda pernah mendengar ungkapan ini dalam dunia kepenulisan? Gambarkan, jangan menulis. Maksudnya itu opo? (Gitu kali yach orang Jawa lagi nggumun - keheranan) Dalam menulis, disadari atau engga, kita pasti mempunyai kemalasan tertentu. Salah satunya adalah tentu waktu kita menulis. Kita pengennya menulis kalimat pendek-pendek (irit kata), cepat kelar (selesai). Tetapi kadang hal itu makin membingungkan pembaca.


Kita tahu kalau membaca itu berhubungan dengan imajinasi. Semakin pembaca dapat berimajinasi maka pembaca akan membaca buku tersebut dengan makin seru. Semakin bingung pembaca, maka tidak heran dia akan menutup buku tersebut alias kagak mau membaca lagi. Karena mungkin dirasakan buku tersebut membosankan atau membingungkan.


Maka waktu menulis 'diwajibkan' oleh para penulis profesional lebih baik untuk menggambarkan keadaan daripada menuliskan kalimat pendek dengan masud yang sama. Penggambaran tentunya tidak perlu harus bertele-tele, atau berputar-putar. Bukan saja pembaca makin bingung, anda atau penulisnya pun akan bingung.


Menulis atau menceritakan (telling) kadang bisa abstrak. Maksudnya penulis A, belum tentu pembaca mengerti maksud penulis tersebut. Bercerita biasanya menggunakan kalimat pasif. Dalam dunia tulis menulis disarankan lebih banyak menggunakan kalimat aktif daripada pasif. Tentu kalimat aktif akan lebih panjang daripada pasif. Tetapi pembaca akan lebih mengerti maksud penulis.


Menggambarkan, mempunyai sifat yang aktif dan konkrit. menciptakan gambaran mental yang akan membawa cerita anda, karakter anda menjadi hidup. Penggambaran adalah interaktif, mengajak pembaca berpartisipasi dalam pengalaman menurut imajinasinya.


Kalimat 'menulis' atau bercerita. Misalnya: "Engkau memang orang yang rendah." Dia berkata dengan marah.


Kalimat penggambaran dari kalimat di atas akan menjadi: "Engkau memang orang yang rendah." Dani membanting telpon dengan keras dan melemparkannya ke pojok kamar tidurnya. Masih belum puas Dani menjerit dengan geram, menendang kursi belajarnya hingga menabrak tembok. Dan meninggalkan bekas kerusakan yang cukup besar.


Kalimat penggambaran disini mungkin agak panjang, tetapi hal itu hanya ingin menggambarkan betapa marahnya Dani. Daripada ketika pembaca membaca ["Engkau memang orang yang rendah." Dia berkata dengan marah.]. Pembaca tidak tahu emosi marah Dani seberapa atau marah model apa.


Jadi peraturannya "Gambarkan, Jangan Menulis"


1. Gunakan detil. Dengan semakin detil diharapkan pembaca lebih mengerti. Apakah mobilnya bermerek Toyota atau Volkwagen? Warnanya merah darah atau merah apel? Apakah kursi belajar Dani model IKEA atau Futura, misalnya. Kadang merek akan lebih menggambarkan kepada pembaca.


2. Gunakan gambaran indera. Lima panca indera. Jika anda menggambarkan suatu pantai, jangan hanya menuliskan udara yang panas atau warna pasirnya. Tambahkan misalnya tercium bau udara pantai bak sabun Luks, panasnya pasir yang terasa di telapak kaki, suara burung laut. Semakin anda menggambarkan suasana dengan detil, semakin pembaca akan tenggelam dalam tulisan anda.

3. Gunakan perbandingan yang baik untuk gambaran anda, bukan suatu kalimat ungkapan yang bermakna ganda. Perbandingan yang baik jangan menggunakan contoh yang terlalu umum, tetapi berikan contoh yang unik dan akan mudah diingat oleh pembaca.

4. Gunakan kalimat yang berstruktur baik. Jangan menggunakan kalimat tanpa subyek misalnya. Hal itu akan membingungkan pembaca. Juga jangan membuat kalimat yang panjang sehingga, subyek dan obyek akan dituliskan duakali misalnya. Kalimat yang sedang akan lebih dieprhatikan oleh pembaca, daripada kalimat pendek akan cepat dilewatkan oleh pembaca; kalimat panjang (sekali) akan membosankan pembaca (sekaligus membingungkan)


5. Gunakan kalimat dengan detil untuk menunjukkan suatu tindakan. Jelaskan suatu tindakan, misalnya dia menyetir mobilnya seperti orang gila. Lebih baik tunjukkan secara detil tindakan yang ugal-ugalan dalam menyetir itu seperti apa atau tindakannya itu menimbulkan kekacauan dalam lalu lintas, misalnya. Dialok merupakan alat yang baik untuk menggambarkan suatu tindakan misalnya.

6. Tetapi juga jangan membuat dialok yang terlalu panjang hanya untuk membahas suatu topik saja. Tentu hal itu akan membosankan. Tetapi juga jangan terlalu pendek dialoknya. (aih koq cerewet juga yach). Dialok juga ada yang membosankan. Buatlah dialok yang menarik.


7. Kalau pun anda harus mendongeng, just do it. Menggambarkan dan mendongeng juga ide yang menarik. Karena anda tidak perlu harus menjelaskan semua cerita anda. Tetapi dongeng yang cepat juga menarik. Terutama misalnya, mendongeng tentang masa lalu, atau tentang sejarah. Karena semuanya ini tujuannya hanya untuk membuat tulisan anda menarik dan kuat.

No comments: