Jika tidak ada hasil perundingan yang menguntungkan keduabelah pihak maka tanggal 5 Nopember 2007, para penulis skenario film dan televisi Hollywood akan mogok menulis. Hal ini akan mengakibatkan suatu kemunduran industri dalam perfilman atau pertelevisian Amerika. Karena para serikat buruh yang membawahi para penulis skenario tersebut akan mogok berhenti menulis sampai perundingan membawa hasil yang positif.
Akibat dari dampak mogok tersebut akan banyaknya acara-acara perbincangan televisi (seperti “Late Show With David Letterman”, “The Daily Show With Jon Stewart” “The Colbert Report,” “Late Night With Conan O'brien” and “The Tonight Show With Jay Leno”) akan dihentikan dan akan memutar kembali rekaman pertunjukkan tersebut waktu aksi mogok berlangsung. Film televisi seperti "Heroes" "Desperate Housewives" atau "24" juga akan dihentikan tanpa tahu kapan akan diproduksi kembali. Bahkan pembuatan film layar perak seperti “Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull” atau "Transformers 2" juga terkena dampaknya, dikabarkan macet produksi.
Penulis naskah biasanya digambarkan sebagai penulis dengan tempat yang kumuh, mengetik naskahnya sambil menghisap rokok dan menghirup kopi hitam kentalnya. Kemudian mengetik kembali dengan suara mesin tik-nya yang membisingkan. Gambaran itu rasanya sudah tidak berlaku lagi.
Penulis naskah layar kaca atau bioskop mungkin tidak seterkenal penulis fiksi atau novel populer seperti Dan Brown atau Robert Ludlum, tetapi profesi pekerjaan mereka menghasilkan pendapatan yang tidak kecil, apalagi jika pertunjukkan di televisi atau film menjadi nomer satu atau box office. Tidak jarang penulis naskah adalah sarjana-sarjana S1 atau S2. Dan sekarang dengan aksi mogok ini semakin menunjukkan betapa berpengaruhnya para penulis naskah tersebut dalam industri perfilman. Meski mereka hanya bekerja di balik layar.
Mungkin bukan saja para produsen film yang kena dampak ini, tetapi seluruh pekerja dalam industri film akan kena dampaknya - jika produksi berhenti maka pekerjaan pun akan berhenti, berarti akan banyak pekerja di indutri film akan dirumahkan. Termasuk para bintang film yang mendapat jutaan penghasilannya untuk bermain di film mungkin harus ikat pinggang sementara. Demikian juga para produksi dan bintang film yang di produksi di luar Amerika, selama produksi itu memakai para penulis naskah Amerika.
Para anggota penulis naskah Amerika (Writers Guild of America) berjumlah 12.000 orang menyatakan 90% setuju akan aksi mogok kerja itu. Demikian pula dengan serikat buruh (union) para aktor yang menyatu dalam serikat buruh Screen Actors Guild berjumlah 135.000 anggota juga menyatakan positif dengan aksi mogok tersebut.
Mengapa mogok menulis? Apalagi kalau bukan alasan duit. Para penulis naskah televisi dan film menuntut untuk mendapatkan hak royalti dari hasil penjualan film/ televisi melalui DVD, internet bahkan handphone (henpon). Tentu saja para distribusi film menolak tuntutan tersebut. Maka sekarang tibalah adu kekuatan siapa yang lebih "berkuasa" Para produsen dan distributor itu atau para penulis naskah?
Aksi mogok para penulis naskah televisi dan film Hollywood bukan hal yang pertama kali, karena mereka pernah melakukan aksi yang sama pada tahun 1988 selama 5 bulan dan merugikan industri perfilman Hollywood sebanyak 500 juta dolar. Luar biasa kekuatan para penulis naskah tersebut dalam naungan serikat buruhnya. Yang mungkin tak terbayangkan oleh penulis naskah di negara-negara lain. Apalagi di tanah air tercinta?
No comments:
Post a Comment