Monday, August 27, 2007

Jenny S. Bev: Menulis Karena Cinta

NYATA, April 2007


Jennie hanya sedikit wanita Indonesia yang menembus dunia penulisan di AS. Sejak 1994 hingga kini, ia telah merampungkan 1000 artikel dan 60 buku. Karya-karyanya tersebar si AS, Kanada, Eropa, Singapura dan Indonesia.


Gara-gara Krismon 1997 Lulusan Fak. Hukum UI, Jakarta ini merantau ke Amerika. Setelah gonta-ganti pekerjaan, ia memantapkan diri menjadi penulis dan editor. Ia sebenarnya paling berkesan dengan tulisannya tentang motivasi. “Sedikit membuat dunia lebih baik dari hari kemarin, dan merasa terobati dengan menyentuh hati orang lain serta merasa berguna bagi sesama” ujarnya. Dalam satu hari ia bisa menyelesaikan berpuluh-puluh halaman tampa lelah sama sekali, malah rasanya puas sekali karena bisa mengeluarkan uneg-uneg. Sedang kalau menulis artikel ilmiah yang menggunakan banyak data, setelah menulis ia biasanya langsung teler dan mau bobok saja.


Jennie tidak punya waktu khusus untuk menulis. Bisa kapan saja. Bisa waktu di Starbucks, mau tidur, dsb. Ia mengaku jarang mengalami kemacetan berpikir. “Mungkin sudah terasah dan terlatih. Tinggal beri topik, saya sudah bisa langsung jalan, bahkan lari.”


Buku Jennie yang diterbitkan di Indonesia ada 2 yaitu: “RAHASIA SUKSES TERBESAR” (termasuk buku terlaris di sini) dan “MINDSET SUKSES: JALUR CEPAT MENUJU KEBEBASAN FINANSIAL”. “Saya selalu ada buku yang sedang digodog, tidak pernah tidak ada. Pasti ada karena niat saya menulis 100 buku paling minimal. Kebanyakan buku-buku bisnis dan motivasi, mengapa? Karena bagi saya yang penting adalah keseimbangan bisnis dengan kemanusiaan, tidak baik hanya salah satu saja.”


Seluruh hasil royalti penjualan buku RST disumbangkannya untuk anak-anak yatim piatu. Sedang Jennie sendiri berfilosofi: “Saya menulis karena cinta, saya berbisnis karena kebutuhan hidup, saya bekerja sosial karena kasih kepada kemanusiaan.”


Ia berencana balik ke Indonesia sekitar 2 tahun lagi. Ia sudah menerima beberapa penawaran yang bagus-bagus, termasuk menjadi salah satu editor-in-chief majalah besar dan menjadi rektor atau dekan universitas. Tapi ia belum jawab.


SUKSES menurutnya adalah “pola pikir, bukan tujuan atau pun perjalanan. Sukses sudah ada dalam diri. Lakukan terbaik setiap hari sampai tetes terakhir, belajarlah sepanjang hayat.” Dan orang yang paling berpengaruh bagi hidupnya adalah kakeknya, yang mengajarkan memberi tanpa pamrih. Kakek Jennie pernah membelikan satu rumah untuk sahabatnya, padahal saat itu almarhum sendiri belum punya rumah.

No comments: