Minggu kemaren mengantar putri ke perpus umum. Karena sudah lama tidak meminjam buku di perpus umum, gw jadi lupa berapa buku yang boleh kita pinjam dalam sekali datang. Setelah bertanya, jawabannya cukup mengherankan gw. Kita boleh meminjam 25 buku dalam waktu tiga minggu. Wow! Bagi kutu buku, itu tawaran yang cukup menggiurkan. Jadi hampir setiap hari pasti ada buku bacaan yang menanti.
Gw merenung sebentar, bagaimana pemerintah Amrik Utara pada umumnya menyadari bahwa untuk mencerdaskan bangsa tidak bisa tidak harus menyediakan fasilitas yang sebaik-baiknya bagi rakyatnya. Sayang kalau keinget tanah air atau negara-negara berkembang laennya, dana yang harusnya bisa disalurkan untuk membangun fasilitas bagi rakyat, tapi malah masuk kantong sendiri. Menyedihkan.
Kayak perpus umum yang gw kunjungi, demikian lengkap dan megahnya, itu hasil keringat uang dari rakyat, yang dikelola pemerintah dikembalikan untuk rakyat. Maka rakyat pun menikmatinya. Tidak heran pula waktu mengunjungi toko buku banyak buku yang terbit, dan bermunculan pula penulis-penulis baru. Khususnya gw kalau melihat pada buku anak-anak. Luar biasa. Seperti kagak ada abis-abisnya.
Ini juga hasil dana yang dikelola pemerintah, untuk mendirikan rumah pendidikan alias sekolah untuk dapat memandaikan anak bangsa, dan bagi yang berbakat menulis tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan belajarnya untuk menjadi penulis handal. Dan banyaklah sekolah yang melahirkan penulis-penulis muda atau baru.
Buku cerita anak. Anak-anak kayaknya tidak dapat lepas dari dongeng. Tanpa diajar seorang anak akan suka mendengarkan dongeng. Maka penulis buku anak-anak sangat prospek sekali. Dan hal itu tidak pernah habis. Karena selama masih ada anak, maka cerita dongeng pun akan menjadi media yang berharga. Buku cerita anak bukan lagi santapan anak kecil. Buku seperti Harry Potter, Narnia, tidak sedikit orang dewasa yang ikut membaca seperti hal anak mereka.
Menulis cerita dongeng rasanya lebih mudah daripada menulis roman atau novel dewasa yang penuh dengan intrik, yang perlu cerita yang berbeda, supaya tidak membosankan. Cerita anak biasanya lebih sederhana. Seperti pemikiran anak yang masih polos. Tidak terlalu panjang, supaya tidak membosankan. Apalagi yang banyak gambarnya berwarna-warni. Pasti asik. Meski alur cerita yang seru akan lebih banyak menarik, terutama bagi anak yang beranjak bertambah usia, 8-12 tahun dan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment