Friday, December 14, 2007

Menumbuhkan Budaya Menulis Pada Anak

Oleh: Puji Arya Yanti

Kegiatan menulis merupakan hal yang baik dilakukan oleh anak. Saat nulis, anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya menemukan pemecahan. Ketika proses kreatif tersebut semakin dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif, seperti sekolah maupun kegiatan-kegiatan lainnya.


Manfaat nulis adalah bahwa anak dapat:

1] menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam tulisan.

2] menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata.

3] menunjukkan kasih kepada sesama, misal dengan nulis surat ucapan terimakasih atau ultah.

4] meningkatkan daya ingat dengan cara nulis informasi tentang sesuatu.


Ketika anak baru mulai nulis, anda tidak perlu ajarkan tata bahasa pada anak. Pengetahuan ini sifatnya berkembang sehingga bisa dikuasai anak sedikit demi sedikit.


Menuntut kesempurnaan tulisan anak adalah kerangka berpikir yang buruk. Hal ini tidak hanya menyingkirkan kreativitas dan keceriaan, tapi juga bisa timbulkan kelumpuhan besar bagi penulis. Gunakan kata-kata pujian dengan efektif untuk memotivasi anak dalam nulis.


Satu hal yang juga perlu dihindari adalah membaca tulisan anak tanpa seizin mereka. Jangan pernah lakukan hal itu! Tunjukkan saja kalau Anda tertarik dengan tulisan mereka dan untuk membacanya, bertanyalah terlebih dulu, dan jangan memaksa atau mencuri-curi baca. Selain itu, jangan menyensor tulisan anak. Bersyukur dan bergembiralah saja karena anak memperlihatkan tulisannya. Itu berarti mereka mempercayai Anda.


Berikut ini 4 contoh kegiatan yang bisa dikerjakan:

1. Nulis Puisi. Merupakan cara yang mudah untuk memulai usaha menumbuhkan budaya nulis pada anak. Puisi bisa menggugah rasa kebahasaan lewat permainan dengan kata-kata dan struktur kalimat.


2. Nulis Kalimat Deskripsi. Caranya, anak nuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki. Misal, gambar kuda. Ajak anak menjelaskan seekor kuda lewat tulisan. Tulisan tersebut bisa dipasang di bawah gambar kuda yang dimiliki anak.


3. Nulis Doa. Ini dapat menolong anak untuk lebih mengerti permohonan doa yang disampaikan dan mengatur cara penyampaian idenya dan sekaligus juga dapat menolong anak-anak untuk mengetahui bagaimana Allah menjawab doa-doa mereka.


4. Nulis Jurnal, Diari atau Catatan Harian adalah aktivitas nulis yang baik bagi anak. Ini bisa menciptakan hubungan intim antara anak dan kegiatan tulis-nulis.


Beberapa penulis cilik yang muncul akhir-akhir ini buktikan bahwa budaya nulis mulai diminati oleh anak. Sebut saja Izzati, yang dinobatkan sebagai novelis termuda oleh MURI. Juga Ataka A.R., yang telah buat dua novel. “Jangan pernah takut salah atau takut cerita kita jelek. Dan jangan menanti mood datang, tapi kitalah yang harus menciptakan mood itu,” ujarnya.


Sebuah stimulus yang bagus jika banyak penerbit yang mau terbitkan karya dari penulis anak-anak, yang notabene adalah calon penulis di masa datang, maka kita patut sambut gembira. Selamat mendukung anak Anda dalam proses kreatif yang sedang mereka ciptakan.

No comments: